Monday, March 14, 2011

Siapa Mau Oleh-oleh?

Banyak teman guru dan siswa SMART EI yang menanyakan oleh2 yang saya bawa dari perjalanan ke Rote. Karena memang hanya membawa sebungkus "kue rambut" berbahan tepung beras yang tentu saja langsung ludes beberapa saat setelah dibuka, maka banyak yang tidak kebagian sehingga tidak sungkan "meneror" saya: "Ustadzah, oleh-olehnya mana?"

Widiiiw ... sudah dua hari nih, sudah berkali2 dijawab "habis", masih ada saja yang iseng berharap dapat oleh2 dari pulau nun di selatan nusantara ini. Maka, wahai pemburu oleh2 dari Rote, nikmati saja gambar ini, oleh2 petualangan kuliner saya selama tugas negara tersebut :)















Foto atas adalah sebaskom te'owek, demikian namanya menurut orang Rote. Waktu saya tanya apa istilah bahasa Indonesia untuk makhluk ini, banyak orang Rote yang tidak paham. Saya sendiri juga mana tahu, kan saya orang kota kampungan yang jarang lihat makhluk2 laut macam ini :p. Lalu ada yang menyebutnya: bulu babi. Baiklah. Saya cek ke mbah Google, dan ada yang bilang, makhluk berduri ini jenis landak laut.

Apalah itu, yang jelas, setelah cangkang  te'owek yang durinya sebagian masih berdenyut-denyut itu dibuka dengan parang; daging tipis kuningnya dikerok dengan sendok; lalu dicampur dengan tepung bumbu; jadilah sebaskom te'owek mentah itu berubah 
menjadi sepiring (kecil) te'owek goreng tepung sebagaimana foto bawah. Sangat tidak signifikan untuk bisa "kenyang", bukan? :p

Rasanya bagaimana? Gurih sih, walau saya berprasangka jangan2 gurihnya hasil ramuan pabrik tepung bumbu pencampurnya, hehe...

Nah, kalau masih pengin mencicip oleh2 dari Rote, simpan saja gambar di atas :)

Friday, March 11, 2011

"Book Sharing" di Kelas 2A SDN 1 Papela

Luar biasa!

Baru kemarin dalam sesi kedua pelatihan Ceruk Ilmu, saya berbagi cerita kepada guru2 SDN 1 Papela mengenai penerapan "book sharing" atau berbagi cerita buku yang dilakukan sejak tahun 2008 di SMART EI, ternyata, hari ini Ibu Khadijah sudah langsung mempraktikkannya di kelasnya. 


Ibu Khadijah dan kelas 2A


Sebelumnya, Ibu Dijah, guru kelas 2A meminjamkan beragam buku bacaan kepada siswa2nya.

Asik membaca...

Setelah kurang-lebih 15 menit para siswa membaca, Ibu Dijah meminta seorang sukarelawan menceritakan buku yang sudah dibacanya. Namanya Glen, dan walaupun masih sedikit diarahkan oleh Ibu Dijah, namun untuk seorang siswa kelas 2 SD, Glen sudah mampu bercerita dengan lancar pada kawan2nya. 

Inilah aksinya:

Selamat Glen, Ibu Dijah, dan seluruh guru dan siswa SDN 1 Papela yang hebat2! Pasti nanti seluruh Papela, bahkan warga se-Rote bisa terinspirasi untuk membaca kisah2 hebat dan inspiratif, serta gembira membaginya dengan semua! 

Lagu "Sumpit Burung"

Hari ini (Kamis, 10/3) saya akan kembali ke Kupang. Jadwal berangkat (pakai ojeknya Mbak Achi) jam 10 dari Papela. Jadi pagi ini masih sempat lah saya ke SDN 1 Papela untuk pamitan.

Pamitan usai, sambil menunggu Ibu Khadijah, guru kelas 2A yang akan mempresentasikan kegiatan mengajarnya, saya berkeliling sebentar di halaman sekolah. Kebetulan saat itu sedang istirahat pagi, jadi ramailah anak2 bermain dan berkejar2an. Dari luar kelas 2B yang kaca jendelanya belum terpasang, saya melihat ada beberapa baris tulisan di papan tulis. Paling atas tertulis "Sumpit Burung." Nampaknya seperti lagu, nih.

Saya bersalam dan masuk ke kelas itu. Bu gurunya sedang tidak ada, ke kantor sekolah, mungkin. Saya tanya pada salah satu siswa kelas 2B yang ada di dalam, apakah tulisan di papan itu merupakan lagu, dan jawabnya memang iya. Bagus! Akhirnya saya bisa dengar lagu rakyat Rote sini, jadi bukan lagu "Udin Sedunia"dari provinsi sebelah saja, hehe. Alhamdulillah, atas rasa penasaran saya, anak2 kelas 2B itu mau saja tertib berdiri untuk saya rekam sambil menyanyikan lagu yang kisahnya sebenarnya tragis itu...

Silakan ikut dinikmati. Disimak yah kata2nya. Tapi karena anak2 ini menyanyi dengan gembira, unsur sedih  dan tragis lagu "Sumpit Burung" ini pun jadi berkurang, huehehehe...



Tuesday, March 8, 2011

Pelatihan Ceruk Ilmu (Hari Pertama)

Ini balada lanjutan Pelatihan Ceruk Ilmu di SDN 1 Papela, Rote Timur.

Senin pagi tadi, 7 Maret 2011, setelah para siswa diminta belajar di rumah masing2, saya dan peserta pelatihan, yaitu para guru SDN Papela dan MI Oelaba, memasuki ruang perpustakaan SDN 1 Papela. Di sana sudah terpasang spanduk biru ini.




Pukul 8.30 WITA, sebelum memulai pelatihan, agar semua peserta bersemangat menerima materi pelatihan, ada senam tepuk2 tangan yang dipimpin oleh Bapak Wisyal Mirza Dinata. Bapak ini  pendamping sekolah dari Makmal Pendidikan LPI untuk sekolah beranda Rote. Saya nggak ikut tepuk2, karena di tangan saya ada kamera milik Makmal. Kalau kamera itu ikut ditepuk2, pulang ke Bogor saya bisa ditegur Pak Asep Sapaat, sang manajer Makmal :)

Bapak Wisyal memimpin peserta pelatihan melakukan pemanasan di awal pelatihan.


Ternyata pelatihan ini tidak hanya diikuti oleh guru2 SDN 01 Papela saja, tetapi juga guru2 dari MI Darul Falah Oelaba. Letak Oelaba itu puluhan kilometer dari Papela, melintasi jalan2 Pulau Rote yang naik turun berliku, mendaki gunung lewati lembah (#eh? Ninja Hattori dong:p). Di beberapa jalur juga ada yang menyusuri jalan di tepi pantai. Belum lagi, ternyata para guru dari Oelaba ini pergi ke Papela tiga jam sebelumnya, sejak usai subuh yang dingin dengan menaiki sepeda motor! Wah... benar2 bersemangat sekali, ya! Karena itu, maka saya pun jadi tertular semangat.

Pemberi pelatihan yang bersemangat (tampak belakang. Memang sedang beruntung pagi ini, ck...ck...ck...)

Materi pelatihan hari pertama ini adalah... membaca tentu saja :p. Karena pelatihan ceruk ilmu kan bertujuan agar guru bisa menguasai strategi membaca pemahaman (konsep dari Ibu Evi Afifah Hurriyati, salah seorang trainer Makmal), dan mengajarkannya pada murid2nya. Sebuah materi yang sangat saya suka dan tidak sabar untuk menyebarkannya. Tentu bukan membaca sekadar membaca, karena kalau iya, iseng banget saya diterbangkan jauh2 ke NTT hanya untuk mengajar membaca pada guru2 hebat ini. Membaca agar bisa paham apa yang dibaca, ternyata butuh strategi, agar bacaan kita tidak lenyap begitu saja saat halaman terakhir buku ditutup.

Strategi pertama, adalah membuat daftar buku yang sudah kita baca setahun terakhir, berikut alasan membacanya, juga apa yang kita ingat dari buku2 itu. Makin sedikit yang dapat kita ingat dari bacaan itu, artinya kegiatan membaca kita selama ini tidak disertai pemahaman.

Strategi kedua, tes kecepatan membaca. Ini untuk membuat kita semua sadar, kecepatan membaca tuh tidak berbanding lurus dengan pemahaman membaca. Seperti yang disebutkan di atas, walau kita mampu menyelesaikan suatu bacaan dalam waktu singkat, namun sedikit yang bisa kita ingat dari bacaan itu, artinya kasihan bukunya. Hanya dilihat2, tidak dipahami :(

Strategi ketiga, yaitu visualisasi. Mungkin akan membuat kecepatan membaca menurun, namun bagi beberapa pembaca, memahami isi bacaan akan lebih mudah jika ada gambarannya. Karena itulah buku2 bacaan yang baik untuk anak2 atau pembaca pemula juga memiliki ilustrasi gambar yang baik.

Ada strategi keempat, yaitu inferensi (sebuah istilah canggih yang baru saya dapat dari Makmal saat mendapat tugas mengajarkan materi ini, hihihi...). Maksudnya adalah membuat hubungan (dalam benak saja) antara bacaan dengan pengalaman sebelumnya dalam hidup kita. Dengan strategi ini, hal2 yang kita baca akan mudah kita pahami karena dirasakan ada hubungan dengan kehidupan kita.


Melatih pemahaman membaca melalui visualisasi teks bacaan.



Menceritakan teks berdasar gambar.


Melakukan inferensi: menghubungkan antara kehidupan pahlawan nasional dengan pahlawan lokal yang dikenal masyarakat Rote.

Pemahaman setiap orang pada satu teks yang sama kadang berbeda, tergantung pada pengalaman si pembaca. Untuk mengetahui hal ini, saya gelar program favorit saya di ujung pelatihan hari pertama ini. Kami duduk melingkar bersama-sama. Iya, saya tentu juga ikut dalam kegiatan ini, karena biasanya pasti seru! Kalau tidak percaya, lihat saja nanti :)

Sepucuk pena di tangan kanan, selembar kertas di pangkuan... siap, daaan... mulai! Masing2 peserta menulis satu kalimat di kertas itu, hanya satu kalimat saja, tentang apa pun yang sudah nyangkut di ujung pena. Dengan aba2 "Geser!" dari Bapak Wisyal setiap menitnya, kertas itu kami sodorkan ke peserta di samping kiri, sementara satu kertas datang dari peserta di samping kanan, menunggu lanjutan cerita dari kalimat sebelumnya. Terus... terus... sampai akhirnya kertas bertuliskan kalimat pertama tadi kembali ke penulis aslinya.


Nah, kegiatan serunya adalah membaca cerita yang awalnya kita tulis namun dilanjutkan dan diakhiri oleh banyak orang lain. Geli sekali membaca hal2 yang tidak kita niatkan, tapi tahu2 muncul dari negeri antah berantah dalam kertas itu. Paling seru adalah saat beberapa cerita dibacakan keras2 untuk didengar semua peserta, karena kita jadi bisa mengetahui betapa dahsyatnya kekuatan semua orang jika digabung menjadi satu cerita yang... kocak luar biasa, karena memang kacau luar biasa! :D

Hari ini, di pulau nun di selatan Nusantara ini kami sama2 belajar, bahwa membaca adalah hal yang mudah dan sangat menyenangkan, jika diikuti dengan pemahaman dan tujuan. Teruslah semangat membaca! Saya jadi tidak sabar menunggu kejutan menyenangkan dari pelatihan hari kedua, besok!

SDN 1 Papela, Rote Timur

Sesuai pembicaraan di bulan Juli 2010, bulan ini saya melaksanakan amanah menjadi salah satu "trainer" untuk menyebarkan aplikasi Ceruk Ilmu dari Makmal Pendidikan LPI. Perjalanan saya kali ini adalah ke salah satu sekolah beranda dampingan Makmal di Pulau Rote, pulau paling selatan Indonesia di Provinsi NTT.

Sekolah Beranda sendiri merupakan program Makmal untuk mengusahakan pemerataan pendidikan berkualitas baik bagi sekolah2 dasar di pulau2 terdepan Indonesia. Kalau mau tahu lebih lengkap tentang Sekolah Beranda dan program-program Makmal lainnya, silakan cek di situs www.lpi-dd.net :)

Nah, sekolah beranda yang saya kunjungi di Rote adalah SDN 1 Papela, di kawasan Rote Timur. Letaknya tidak jauh dari pelabuhan Papela, karena  memang kampung Papela itu bisa dibilang kampung nelayan. Perjalanan sampai ke Papela, ada di cerita bagian lain. Di sini saya akan berbagi kisah tentang sekolahnya.

Sekolah ini dipimpin oleh Ibu Istini, S.Pd, wanita kelahiran Madiun, Jawa Timur. Pagi ini sebelum memulai pelatihan bagi para guru, terlebih dahulu saya didaulat untuk memperkenalkan diri di hadapan para siswa, dari kelas 1 hingga kelas 6. Mungkin untuk mempermudah pihak sekolah untuk memberi penjelasan kepada para siswa dan orangtuanya, mengapa pula dua hari ini para siswa diminta belajar di rumah, yaitu karena bapak dan ibu guru akan belajar bersama Ibu Vera yang datang dari Jakarta, hehe...



Begitulah, saya memperkenalkan diri, sekaligus memohon maaf karena kedatangan saya di Papela ini membuat para siswa selama dua hari tidak belajar di sekolah ("Horeeee... Libuuuurr!" seru para siswa). Setelahnya saya minta bapak dan ibu guru berfoto bersama, kemudian semua berdoa, dan pulanglah para siswa ini. Mengenai bagaimana pelatihan hari pertama ini, biarlah saya ceritakan besok lagi.

Jauh2 ke Rote Timur, saya juga ikutan foto di papan nama sekolahnya. Biar eksis, hehehe... Narsis sedikit boleh dong :p


Sampai jumpa besok! :)

Monday, March 7, 2011

Di Selatan...

Sedikit catatan gambar perjalanan dari Kupang ke Pulau Rote, selatan Indonesia, hari ini, Minggu 6Maret 2011.


Pelangi di dermaga Pelabuhan Tenau, Kupang, seusai hujan Minggu (6/3) pagi.

Pemandangan dari dermaga Pelabuhan Tenau, Kupang, Minggu (6/3) pagi.
 

Bongkar muatan kiriman dari Kupang di Dermaga Papela, Minggu (6/3) sore.



Batu Pulu, batu karang di pantai timur Papela Minggu (6/3) sore.