Friday, September 30, 2011

Olimpiade Geografi 2011 Se-Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten

Hari Minggu, 25 September 2011, sebanyak 13 siswa SMP dan SMA SMART Ekselensia Indonesia berangkat pagi2 dari asrama SMART EI menuju SMPN 5 Bogor. Delapan siswa SMA dan lima siswa SMP ini mengikuti seleksi tingkat Kabupaten Bogor untuk Olimpiade Geografi Se-Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Lomba tahunan yang diadakan oleh BEM Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung ini ternyata juga ada untuk tingkat guru. Karena itu, saya dan ustadzah Detty Hidayah, guru geografi SMA SMART EI, ikut diutus manajer untuk mengadu bakat dan nasib (#eh?) bersama para siswa kami.

Sempat kaget ketika masuk halaman SMPN 5 Bogor itu karena ternyata di hari yang sama akan ada temu kangen alumni angkatan 1982 (ampuun... jadul tiada tara..), kami diberi informasi oleh panitia bahwa bagi para siswa tingkat SMP dan SMA masing2 akan diambil tiga siswa dengan nilai terbaik di tiap kabupaten/kota untuk babak final di Bandung pada tanggal 10 Oktober mendatang. Kalau untuk tingkat guru, hanya satu orang per kota/ kabupaten, entah guru SMP atau SMA, tergantung amal, eh, nilai tertinggi tentunya. Hmm... dan pengumuman peserta yang lolos ke babak final itu hari ini!

Mari, silakan buka link ini . Ternyata ada tiga siswa SMART EI yang lolos ke final di UPI Bandung. Hip-hip hurray! Selamat buat Fachry Ali Firdaus (SMA), Johan Ferdian Juno Rizkinanda (SMP) dan Nur Kholis (SMP), yang alhamdulillah masih harus belajar lagi untuk berjuang di tingkat berikutnya. Sedangkan saya dan mbak Detty, masih harus belajar lebih heboh lagi untuk mencapai hasil yang lebih baik :)

Fachry Ali Firdaus, asal Garut, Jawa Barat.


Johan Ferdian JR (a.k.a Juno), asal Magelang, Jawa Tengah.


Nur Kholis, asal Pemalang, Jawa Tengah.

Doakan mereka mendapat hasil terbaik, ya!

Thursday, September 29, 2011

Pajak, oh Pajak (Bagian 1)

Materi IPS Terpadu untuk kelas 2 SMP SMART EI saat ini masuk ke dunia perpajakan.

Kata "pajak", tentu sudah sering didengar oleh para siswa kami. Membayar pajak? Nah, lumayan banyak yang merasa belum pernah melakukannya. "Kan kami masih kecil! Mana ada anak kecil bayar pajak?" seru beberapa siswa yang (kali ini) merasa masih kecil :)

Saya langsung memberi tangkisan atas alasan belum penah bayar pajak itu. Saya ambil ilustrasi dari kehidupan nyata. Di seputaran Parung ini banyak minimarket yang kerap juga dikunjungi para siswa saat hari bebas Sabtu atau Minggu. ("Iyaaa..." sahut para siswa yang merasa pernah mampir di minimarket tersebut). Namun jarang yang sadar memperhatikan bahwa di bagian bawah struk pembayaran belanja di minimarket tersebut tercetak kata-kata berikut "Harga BKP termasuk pajak". Jika pun ada yang membaca, belum tentu mereka tahu bahwa "BKP" tersebut adalah "barang kena pajak". Artinya, setiap melakukan pembelian barang dari minimarket tersebut, mereka telah membayar pajak.

Terlihat tidak? "Harga BKP sudah termasuk PPN"

"Aaah... masak sih?" beberapa siswa masih tidak percaya. Lalu pertanyaan mereka berlanjut dalam awal pembelajaran di kelas. Banyak. Misalnya berkaitan dengan apa saja kegunaan pajak itu. Selain itu, mereka yang senang membaca berita nasional dan kenal nama dengan "legenda" Gayus Tambunan, bertanya, buat apa rakyat membayar  pajak kalau akhirnya digondol oleh tokoh yang namanya telah disebut di atas itu.

Agar jawaban yang diberikan buat mereka lebih afdhol, maka saya mengajukan kepada sekolah untuk mengundang seorang auditor pajak dari Kantor Pajak Jakarta Barat, sebagai guru tamu bagi para siswa. Dengan kolaborasi bersama ustadzah Solehah yang mengajar ekonomi kelas 4 IPS, juga dengan teman2 di komunitas filantropi pendidikan, akhirnya sang auditor itu tiba di sekolah kami tadi siang.

Ini orangnya, Rahmad Harun Harahap:



Dan ini saat selesai acara "kuliah umum"-nya, bersama kepala asrama SMART EI, ustadz Yasyfi Nasution.



Selamat melanjutkan belajar perpajakan minggu depan ya, teman2...