Monday, April 11, 2016

Gelang Super Naik KRL

Sabtu (12/3) saya mengunjungi Stasiun Bogor, menjemput adik ipar saya yang dikirim mengikuti pelatihan kesehatan calon jamaah haji Kota Banda Aceh. Sambil menanti, mumpung hujan deras juga sedang mengguyur, saya jadi mondar mandir saja di depan loket penjualan tiket kereta. Dan jadi punya waktu foto2 sebentar. Di antaranya mengambil gambar dari genangan di halaman stasiun :)

Refleksi bangunan di seberang Stasiun Bogor melalui genangan bekas air hujan
Sebagaimana di banyak stasiun kereta commuter line di Jabodetabek, saat ini penjualan tiket kereta di Stasiun Bogor juga telah menggunakan mesin penjualan mandiri. Ada delapan mesin di stasiun ini, ditambah dua loket penjualan manual yang dilayani oleh petugas stasiun. Penerapan penjualan tiket serta pengembalian biaya jaminan secara otomatis ini memang baru berjalan beberapa bulan. Masih banyak calon penumpang yang belum paham penggunaannya. Padahal sebenarnya penggunaan mesin ini cukup mudah dan jelas instruksinya.

Misalnya dari Bogor kita hendak menumpang kereta ke Pasar Minggu, tanpa memiliki tiket elektronik berlangganan (sebutannya Kartu Multitrip / KMT. Buat saya singkatan ini kok jadi mengingatkan pada partainya Chiang Kai-Shek, ya. Kuomintang, hehe...). Berarti kita harus membeli karcis sekali jalan atau kartu Trip Harian Berjaminan (THB).

Di depan mesin penjualan tiket itu kita tinggal masukkan nama stasiun tujuan, yaitu Pasar Minggu. Nanti akan tertera jumlah uang yang harus kita masukkan ke dalam mesin, yaitu Rp 13.000. Biaya ini terdiri dari Rp 3.000 ongkos perjalanan Bogor-Pasar Minggu, dan Rp 10.000 sebagai jaminan kartu.
Kita bisa memasukkan uang pas, bisa juga uang dengan pecahan lebih besar, lalu menunggu uang kembalian keluar dari mesin. Kartu jaminan bisa kita uangkan kembali melalui mesin di stasiun tujuan, atau di stasiun mana saja di Jabodetabek dalam waktu tujuh hari.

Pengguna KMT juga bisa memakai jasa mesin ini untuk mengisi tambahan saldo kartu mereka. Tinggal masukkan kartu, kemudian pilih perintah isi ulang (top up), masukkan uang ke dalam mesin, saldo pada kartu akan bertambah, siap untuk perjalanan berikutnya.

Antrean di depan delapan mesin penjual tiket otomatis di Stasiun Bogor
Petugas Stasiun Bogor membantu calon penumpang mengoperasikan mesin
Enaknya pakai KMT ini, kita tidak usah antre di depan loket atau mesin tiket tiap kali hendak bepergian naik KRL. Cukup sentuhkan kartu kita pada pembaca kartu di gerbang masuk peron di tiap stasiun. Bila saldo kartu mencukupi, kita bisa langsung masuk peron dan menaiki KRL hingga stasiun tujuan.

Saat ini ada tiga jenis KMT yang disediakan. Pertama jenis kartu magnetik biasa, kedua jenis gelang karet, dan ketiga jenis gantungan kunci. Khusus yang kartu, beberapa bulan lalu sempat ada promosi pembuatan kartu bergambar khusus sesuai keinginan penumpang. Misalnya, kita ingin punya kartu KMT bergambar foto diri atau desain buatan kita, bisa saja. Harga kartu dengan gambar pesanan tentu lebih mahal dibandingkan KMT perdana yang bisa kita beli seharga Rp 50.000 dengan saldo Rp 20.000 itu. Tapi dengar2 sih pesanan KMT berdesain khusus ini untuk sementara dihentikan.

Sebenarnya saya sudah sempat bertanya2 pada petugas promosi di Stasiun Bogor ini, berapa gerangan harga pembelian perdana gelang KMT dan gantungan kunci KMT. Sayangnya karena informasi tersebut tidak saya catat (dan sok mengandalkan ingatan), lupalah saya akan harganya, hehe...

Jenis KMT bentuk kartu (kanan atas), gantungan kunci, dan gelang super :p
Ayolah, sekarang tidak usah takut mendatangi mesin penjual tiket KRL Jabodetabek. Silakan pilih tujuan Anda untuk keliling Jakarta dan sekitarnya.