Kisah ini lanjutan dari kegiatan belajar menjadi undagi abad 21 yang lalu. Karya2 undagi muda modern ini mulai dirapikan dan dipajang.
Tahap berikut setelah perapian karya, adalah pelaporan kegiatan itu. Setiap siswa pasti punya kesan sendiri saat melakukan praktik karya undagi bersama kelompok masing2. Kali ini, saya menantang mereka untuk melaporkan kesan tersebut dalam bentuk sebuah proyek, tetap proyek bersama kelompok yang sama. Proyek laporan ini berupa pembuatan buletin mini, empat halaman. Isinya, kegiatan yang dilakukan serta kesan mereka sebanyak dua halaman, rangkuman dari berbagai sumber tentang kehidupan di masa praaksara sebanyak satu halaman, dan satu halaman terakhir adalah "investigasi" mereka mengenai beberapa bagian sejarah Indonesia di masa Orde Baru.
Tiap kelas masih terdiri dari empat kelompok. Tiap kelompok saya bebaskan menyusun isi dan desain buletin mereka, nama dan susunan redaksinya, asalkan pembagian halamannya sesuai dengan ketentuan di atas. Oiya, saya juga meminta agar di tiap halaman dimasukkan juga minimal dua foto yang relevan dengan tulisan.
Di laboratorium komputer, mereka beraksi. Pertemuan pertama saya khususkan agar mereka menggunakan jaringan internet untuk mencari materi isi halaman 3 dan 4. Khusus untuk halaman 4 ada pembagian materi yang berbeda untuk tiap kelompok.
Tiap kelompok berbagi tugas di lab komputer. |
Ada anggota kelompok mendapat tugas mendesain buletin menggunakan OpenOffice Draw |
Kelompok 4 mendapat jatah mencari informasi mengenai berpisahnya Timor Timur dari Indonesia tahun 1999. |
Kerjasama kelompok menyelesaikan proyek buletin |
Pada pertemuan berikutnya, masih di lab komputer, buletin mini mereka mulai diisi dengan kisah istimewa. Di sela2 persiapan, mereka pun bergaya dengan penuh semangat perusahaan penerbitan masing2.
Dan... delapan buletin mini mengenai materi kehidupan praaksara pun selesai! Semua saya cetak, lalu saya pasang di mading kelas untuk dinikmati bersama. Nikmatnya merasakan teknologi undagi masa praaksara, disambung dengan nikmatnya menyajikan kisah ini kepada pembaca umum.
Berdesak-desak membaca buletin yang tertempel di mading. |
No comments:
Post a Comment