Sunday, June 28, 2009

Mengapa Harus "Dhuafa dan Cerdas"?



Melalui facebook, seorang teman yang berdinas di Depdiknas mengomentari tulisan saya sebelum ini, "Selamat Datang...!" Satu hal yang sudah mengganggunya sejak lama adalah mengapa beasiswa seperti yang diberikan oleh Dompet Dhuafa untuk bersekolah di SMART Ekselensia Indonesia ini dipersyarakatkan bagi lulusan SD yang "dhuafa dan cerdas".

"Mengapa harus cerdas? Bagaimana dengan mereka yang dhuafa tapi tidak cerdas, apakah mereka tidak ada hak memperoleh pendidikan yang baik?" gugatnya.

Saya bingung menjawab teman ini. Saya khawatir pemahaman saya tentang kebijakan pemberian pendidikan bebas biaya di sekolah saya akan dianggap tidak masuk di nalar kandidat magister pendidikan ini. Saya tidak biasa menggunakan bahasa tinggi dengan jargon2 ilmiah. Jadi bahasa saya sederhana saja menjawabnya. Begini,

"kalo boleh beramsal, di halaman rumah cuma ada sepetak tanah yang cukup buat sebatang pohon nangka, sementara bibit nangka ada 200. pasti bibit terbaik yang dipilih. bagusnya sih memang ada halaman lain kan buat menanam 199 bibit lain. bisa tolong cariin nggak, bu? :p"

Semoga beliau mengerti ... :D