Friday, August 14, 2015

48th ASEAN Day 2015

Tahun 2013 lalu saya dan ustadzah Uci Febria berkunjung membawa satu angkatan 8 SMART Ekselensia Indonesia untuk kunjungan belajar PKN di Gedung Sekretariat ASEAN. Rupanya korespondensi via surel yang kami lakukan masih disimpan oleh sekretariat itu, termasuk alamat surel saya. Tahun ini, tahun ke-48 berdirinya ASEAN, saya kembali dikirimi surel undangan untuk hadir bersepuluh di rangkaian acara ASEAN Day Festival.

Biar nggak bingung, saya hubungi ustadzah Dina, penanggungjawab kurikulum SMART EI, untuk menanyakan, mungkinkah delapan siswa SMART diajak hadir di acara tersebut. Setelah surel dari Sekretariat ASEAN itu saya lanjutkan kepada beliau, dan ternyata Pak Kepsek mengizinkan. Pada hari undangan, tengah hari Senin (10/8), saya menjumpai mereka, ustadzah Dina dan delapan siswa SMP-SMA SMART EI di kampus Universitas Al Azhar Indonesia, untuk bersama menuju ke gedung Sekretariat ASEAN.

Acara peringatan 48 tahun ASEAN ini selain ada pameran produk di halaman depan, juga menampilkan acara semacam kolaborasi wayang dari seniman2 dari negara ASEAN. Karena senimannya gado2, jadi pentas ini membutuhkan siswa yang paham bahasa Inggris. Saya pilihkan di antara mereka beberapa "tokoh kunci" yang rencananya akan mempersiapkan Olimpiade Humaniora Nusantara (#OHARA2015) dan International Day Festival tahun ini.

Nah, begitulah. Semoga acara yang kami hadiri ini bisa berguna untuk kegiatan kreatif yang akan kami adakan :)

Wednesday, July 8, 2015

This Could Be ...

Bulan Ramadhan tahun ini sudah berjalan dua pekan. Di sekolah kami, SMART Ekselensia Indonesia tidak ada kegiatan belajar mengajar hingga tahun ajaran baru dimulai setelah Idul Fitri. Saat ini kegiatan itikaf bagi siswa2 juga akan segera dimulai. Mumpung masih ada rezeki, saya dan Ustadzah Detty membuat acara buka puasa bersama dengan siswa2 angkatan 8 dan 9 secara terpisah.

Acara bersama angkatan 8 sudah dilaksanakan pekan lalu, dan lupa ga ada foto2nya, hehe... Guru lain yang hadir dan ikut membantu meramaikan ketersediaan konsumsi adalah ustadzah Dini dan ustadzah Uci (dan suami ustadzah Uci :p). Selain itu hadir pula ustad asrama angkatan 8, yaitu ustad Wili. Acara pokok selain buka puasa adalah doa kami semua agar anggota angkatan tertua di SMART saat ini bersiap menghadapi tahun terakhir di sekolah, dan bisa melanjutkan ke kampus pilihan di tahun ajaran mendatang, amiiin...

Bersama angkatan 9, acara buka puasa baru berlangsung kemarin, Selasa (7/7). Di antara para hadirin ada bintang tamu, dua orang guru SMART EI yang sudah berpindah tempat tugas, yaitu ustadzah Irena dan ustadzah Retno. Masih ada beberapa guru lain yang diundang, tapi mereka tak bisa ikut karena mungkin sudah ada janji berbuka puasa bersama keluarga di rumah. Ada pula yang kehadirannya diwakili makanan berbuka seperti ustadzah Dina. Keluarga ustadzah Detty hadir lengkap. Beberapa ustad yang diundang, alhamdulillah menyempatkan hadir, seperti ustad Syaiful, ustad Sriyono, ustad Wildan, dan ustad Firman. Juga ada seorang kakak alumni yang baru lulus dari angkatan 7, yaitu Kak Hadi, ikut berbuka puasa bersama kami.

Tamu yang tak kalah istimewa adalah dua orang kakak alumni angkatan 4 yang memang sengaja diundang jauh2 dari Solo dan Depok, yaitu Kak Dede dan Kak Iyas. Tak pernah mengalami masa belajar bersama dengan angkatan 9 yang baru memasuki tingkat SMA di kampus SMART EI ini, namun sepak terjang dan keharuman nama kedua alumni di bidang masing2 (aisssh...) tak asing terdengar di kalangan para junior. Alhasil sesi menanti azan magrib diisi dengan rubrik konsultasi kehidupan kampus bersama kak Dede yang berkuliah di UNS Surakarta, dan Kak Iyas mahasiswa Fakultas Psikologi UI.

Sisa acara, selain makan2, ya foto2 deh :)


Pembawa acara, Zikri dan Syam'un

Penampilan hiburan lagu oleh Arman, Jefri, Galih dan Ibnu


Kakak2 alumni yang jadi undangan istimewa

Selamat melanjutkan ibadah Ramadhan. This could be our last Ramadhan together, hopefully many blessings come from Allah for us afterward. Semoga kita mendapat berkah Ramadhan ini dan dipertemukan kembali dengan Ramadhan di tahun2 mendatang, aamiin...






Catatan: foto2 ini kisah ini bukan diambil oleh saya. Nggak tahu oleh siapa, karena kamera Olympus saya ini kemarin beredar di tangan beberapa siswa.

Friday, April 10, 2015

Gunung Padang: Mission Accomplished!

Seperti orang punya utang, kalau kita punya misi yang belum tertunaikan, kok rasanya tidak enak ya. Berjalan terasa berat, tidur tidak nyenyak, makan tidak enak... 

Oke, kalimat terakhir di atas berlebihan :) Kalau bagian punya misi yang belum tertunaikan, hal itu benar belaka. Sejak mengambil amanah mengajar mapel sejarah di SMA SMART Ekselensia Indonesia tahun ajaran lalu, saya langsung membedah materi untuk membuat pembaruan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Harapan saya, hanya sedikit saja buku teks yang ada di sekolah selama bertahun-tahun, yang akan menjadi sumber belajar di kelas. Jadinya setiap ada surat kabar dan majalah yang memiliki berita menarik, saya simpan. Berbagai metode penyampaian pembelajaran saya kulik2 agar bisa digunakan dengan lebih.

Contohnya, pembelajaran mengenai masa praaksara dengan mencoba meniru teknik pembuatan logam manusia masa itu dengan belajar menjadi undagi. Kita tidak bisa pergi ke masa lalu, tapi bisa menerapkan pengetahuan kita untuk menyelami kehidupan di masa itu.

Dan tentunya, tempat belajar yang menarik perlu disiapkan. Belajar sejarah yang paling asyik sebenarnya adalah di lokasi kejadian di masa lalu. Tapi kita kan tidak punya "pintu ajaib ke mana saja" a la Doraemon, jadi terpaksa lokasi belajar masih di wilayah yang terjangkau di sekitar Bogor saja. Tapi sekali-sekali boleh deh, kita rancang pembelajaran yang bisa sekaligus membawa berkelana jauh... sampai ke masa lalu. 

Sudah sejak setahun lalu saya dan ustadzah Detty, guru geografi sekolah kami, merancang pembelajaran lapangan bersama di sebuah lokasi yang sangat menantang dan "nyambung" dengan materi kami di kelas X. Materi sejarah mengenai peradaban awal masyarakat Indonesia, dipadukan dengan materi lithosfer di kelas geografi, tentu akan terasa gregetnya jika dipadukan dalam pembelajaran di situs kontroversial yang sedang ramai dibicarakan, situs megalitik Gunung Padang, Cianjur.

Dirancang sedemikian lamanya, tadinya kunjungan ini akan dilaksanakan sekitar bulan Oktober 2014. Selain materi sejarah dan geografi, pelajaran bahasa Indonesia juga akan bergabung dengan materi menulis dan membaca berita. Khusus untuk siswa jurusan IPA, bahkan ada materi Fisika menyelidiki medan magnet di seputar kawasan. Namun ada gangguan yang tidak memungkinkan pembelajaran ini terlaksana saat itu. Masa berlalu, semester berganti, dan jadwal diputar, hingga akhirnya kami bisa berangkat ke situs megalitik yang usianya dikatakan lebih tua daripada piramida Mesir ini.

Sebanyak 34 siswa kelas 4 SMART EI berangkat dari sekolah hari Kamis (9/4), sekitar pukul 5.20 WIB, didampingi oleh saya, ustadzah Dini guru sosiologi, ustadzah Retno yang mewakili guru bahasa Indonesia, plus ustad Eko dan ustad Juli sebagai pendamping pengemudi di bagian depan truk penumpang milik Kopassus yang kami sewa :)

Perjalanan Parung-Cianjur sampai memakan waktu 3,5 jam dengan rute bagai perjalanan Ninja Hattori yang mendaki gunung lewati lembah. Alhamdulillah kami tiba juga dengan selamat sekitar pukul sembilan, saat lokasi situs bisa dibilang masih kosong dari serbuan pengunjung. 

Gerbang masuk areal situs Gunung Padang.
Berfoto sebelum mulai mendaki teras-teras Gunung Padang (foto oleh Ilyas FMA).
Mendengarkan penjelasan Pak Yudha, salah seorang pemandu di situs Gunung Padang
Foto bersama di areal teras ketiga (foto oleh Ardi Rein)
... dan foto bersama lagi sebelum beranjak pulang :p... (foto oleh M Fatih Daffa).

Nah, dari sini, cerita akan dilanjutkan oleh salah satu siswa peserta pembelajaran lapangan ini, Farid Ilham Muddin, di laman situs duabelasdetik.com. Selamat membaca :)

Wednesday, April 1, 2015

Pengumuman Peserta Tes Psikologi SNB SMART EI 2015/2016

Bismillahirahmanirrahim.

Kelas pengayaan bahasa angkatan 11 SMP SMART Ekselensia Indonesia

Berikut ini adalah nama2 para calon siswa dari wilayah Jabodetabek yang lolos ke tahap tes psikologi dalam rangkaian Seleksi Nasional SMART Ekselensia Indonesia 2015/2016.

  1. Abdul Malik Fajar
  2. Adandi S.R.
  3. Agil Munawar
  4. Ahmad Al Wabil
  5. Ammar Asy Syakur
  6. Dafa Azhari
  7. Dito Mursalim
  8. Fakhri Khairi
  9. M. Aiman
  10. M. Fadhil Ilham
  11. M. Haidar Nurwaskita
  12. M. Nawaf
  13. M. Raihan Azmi
  14. M. Rizki R.
  15. M. Sahal
  16. M. Zidan R.
  17. Nur Indra S.
  18. Rafli SR.
  19. Ramadhan Qurtubhiy
  20. Sulthan Yusuf Maulana



Tes akan dilaksanakan di kampus SMART EI, Jl Raya Parung-Bogor KM 42, Kemang, Bogor, pada hari Sabtu, 18 April 2015, mulai pukul 07.00 WIB.

Selamat mempersiapkan diri, teman2. Semoga sukses menjalani tes dan diberi hasil terbaik oleh Allah swt...

Thursday, March 5, 2015

Merayakan "World Read Aloud Day 2015"

Selalu senang bila kalender menunjukkan waktu memasuki awal Maret. Ini artinya pada hari Rabu minggu pertama ada kegiatan seru yang bisa dilakukan bersama banyak pembaca di seluruh belahan dunia, yaitu "World Read Aloud Day". Mari tengok kalender terdekat, di tahun 2015 ini, peringatan hari membaca keras2 untuk orang lain ini jatuh pada tanggal 4 Maret. Rabu kemarin. Iya, kemarin.


Di sekolah kami nun di pedesaan Jampang nan basah di musim hujan, kegiatan membaca ini diadakan bersama siswa2 kelas 1 SMP SMART Ekselensia Indonesia, pada jam pengayaan bahasa setelah dzuhur. Sebagai anggota Goodreads Indonesia, komunitas berbasis kegiatan daring bidang baca-membaca, saya terpacu untuk bisa melihat minat baca di kalangan siswa paling muda SMART EI tahun ajaran ini.

Sebabnya, karena ada survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan penurunan minat baca masyarakat. Berdasarkan hasil survei 2006-2012, untuk surat kabar ada tren penurunan. Pada 2006, persentase orang yang membaca ada 19,98, selanjutnya untuk 2009 turun menjadi 16,26, dan 2012 menjadi 15,06.

Penurunan jumlah pembaca juga terjadi terhadap tabloid/majalah. Persentase masyarakat yang membaca tabloid/majalah berkurang, dari 11,26 persen pada 2006, turun menjadi 7,45 persen pada 2009, dan 6,92 persen selama 2012.

Sementara itu, untuk pembaca buku cerita cenderung stabil. Pada 2006, angkanya sebesar 6,46 persen, turun jadi 4,58 persen pada 2009, dan naik lagi menjadi 5,01 persen untuk 2012. Selanjutnya, yang membaca buku pelajaran sekolah meningkat, dari 18,27 persen pada 2006 menjadi 19,13 persen selama 2009, dan 20,48 persen pada 2012 (data dari VivaNews.com, 19 Desember 2014)

Apakah hasil survei tersebut sesuai dengan kondisi di SMART, saya tidak tahu karena belum pernah ada penelitiannya. Tapi mengenai "membaca dengan suara keras" (reading aloud) yang dilakukan guru (atau orang dewasa) kepada siswa (atau anak2) konon ada beberapa manfaatnya, yaitu memberikan contoh proses membaca secara positif; mengekspos siswa untuk memperkaya kosa kata; memberi siswa informasi baru; mengenalkan kepada siswa berbagai aliran sastra; serta memberi siswa kesempatan menyimak dan menggunakan daya imajinasinya.

Tentu kegiatan membaca keras ini harus ada persiapannya ya. Persiapan utama adalah mencari buku2 yang sesuai untuk pembaca dan pendengarnya. Saya sudah bongkar buku2 saya di tiga lemari terpisah untuk kegiatan ini, lalu terkumpullah sepuluh buku yang menurut saya cocok untuk dibaca siswa usia 12-13 tahun. Semuanya buku terjemahan (waaah... apa boleh buat) dari pengarang2 dunia dengan cerita mengenai dunia anak2 tentunya.

Mustinya ada 35 siswa yang ikut, sayangnya tiga di antara mereka hari itu mendapat cobaan berupa tubuh yang kurang mendukung untuk berangkat ke sekolah. Jadi ya di hadapan tiga puluh dua siswa ini saya contohkan terlebih dahulu pembacaan dengan dua keras dua paragraf dari buku "Kisah Hidup" Roald Dahl, penulis cerita anak Inggris keturunan Norwegia. Buku ini saya pilih karena merupakan otobiografi Dahl, yang mengisahkan saat sang penulis masuk sekolah asrama terpisah dari ibu dan saudara2nya pada usia yang juga belia.

Berikutnya, saya dibantu ustadzah Retno, pengajar Bahasa Indonesia yang keren di SMP kami. Tiga puluh dua siswa itu kami bagi menjadi delapan kelompok kecil, dan tiap kelompok dipinjami buku untuk dibaca bersama. Mereka bergantian membacakan bagian dalam buku masing2 dalam kelompok, dengan gaya dan intonasi yang menarik.

Setiap kelompok kami kunjungi, dengan tujuan mencari cerita yang dibacakan dengan asyik dan seru untuk seisi kelas. Sungguh menarik mengamati kesepakatan di antara mereka untuk menentukan giliran membacakan dan seberapa banyak bagian yang dibaca setiap orang.




Buku "Minoes" karya Annie MG. Schmidt
"Untunglah, Susunya", karangan Neil Gaiman
Buku Roald Dahl, "Jerapah, Pelikan, dan Aku"
Masih Roald Dahl, "Kisah Masa Kecil"
Buku "Dua Puluh Satu Balon Udara", karya William Pene du Bois
Buku Frances Hodgson Burnett, "The Little Princess".
Ada Roald Dahl lagi, "Mr Fox yang Misterius."
Buku Lemony Snicket, "Mula Malapetaka".




Setelah keliling delapan kelompok ini, mengamati keseruan tiap kelompok menikmati pembacaan keras2 dari teman2, akhirnya ada sesi Yahya membacakan buku yang ada di kelompoknya untuk semua temannya di kelas. Buku yang dibacanya adalah karya terbaru Neil Gaiman, spesialis cerita "tidak biasa" mengenai dunia anak2. Ini lho aksi Yahya:





Nah, nah... membaca cerita dengan suara keras itu menyenangkan, ya? Semoga selalu semangat membaca, ya Nak :)

Thursday, February 26, 2015

Menjaga Alam Indonesia (Bagian 1)

Materi pelajaran IPS Terpadu untuk kelas 2B SMP SMART Ekselensia Indonesia semester dua ini ada hubungannya dengan tema letak wilayah, keadaan alam dan potensi alam Indonesia. Kalau cuma menengok peta persebaran kekayaan alam, anak SD pun bisa ya.

Jadi kegiatan belajarnya saya campur2. Tidak mungkin pakai buku teks sebagai sumber, karena buku Kurikulum 2013 yang sebenarnya sudah ditunggu kirimannya ternyata batal kami dapatkan seiring dengan pernyataan pembatalan penggunaan kurikulum ini oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara itu, kekayaan alam Indonesia yang katanya melimpah, tentu perlu pembaruan mengenai informasinya.

Saya memilih sumber pustaka berupa berita2 surat kabar yang terbaru, alias terbitan tahun 2015 untuk ditelaah oleh para peneliti. Sebelumnya, kelas dengan 21 siswa ini dibagi lima kelompok dengan bidang spesialisasi yang berbeda. Ada yang harus mencari berita mengenai dunia pertambangan, kehutanan, pertanian dan perkebunan, perikanan dan peternakan, serta wisata alam.

Setiap anggota tiap kelompok harus mencari berita yang berlainan, meringkasnya, serta mendiskusikan informasinya dengan anggota lain di kelompoknya. Kumpulan ringkasan tiap kelompok ini kemudian dijadikan bahan diskusi kelas.


Tidak disangka, diskusi kelas bisa berjalan sangat meriah. Setiap satu kelompok usai melakukan pemaparan diskusi kelompoknya, masing2 kelompok lain memberikan tanggapan. Dan walau para siswa ini masih tingkat 2 SMP, tinjauan mereka atas tiap masalah kekayaan alam Indonesia luar biasa. Dari berita tentang Freeport yang belum juga membangun smelter di Papua, hingga Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan mengenai larangan penangkapan lobster ukuran tertentu, dibahas dari berbagai segi dan kemungkinan.

Walhasil, diskusi kelas yang cuma lima kelompok tidak cukup dalam sekali pertemuan. Membahas bidang kehutanan saja, yang cuma menemukan satu sumber berita, ternyata makan lebih waktu 30 menit. Dua kali diskusi kelas diadakan, tanggal 11 dan 16 Februari lalu.

Diskusi kelas disusul dengan proyek berikutnya, yaitu menuangkan ringkasan berita yang sudah mereka buat dalam kelompok menjadi produk berupa cerita bergambar alias komik.








Cerita lanjutan... menyusul :p

Saturday, February 21, 2015

Kuliah Umum di Kelas Istimewa

Perubahan jam dan materi mengajar tahun ini membuat saya tidak sempat membuat perencanaan menghadirkan guru tamu di kelas saya sebagaimana tahun2 lalu.

Eh tapiii...

Teman mengajar saya, ustadzah Dini, punya inisiatif mengundang dua orang tamu keren di jam pelajaran BK. Keduanya adalah alumni SMART Ekselensia Indonesia, angkatan 2. Mereka diminta berbagi cerita di hadapan adik2 junior termuda mereka saat ini, yaitu kelas 1B angkatan 11, Jumat siang 13 Februari 2015.

Kak Syaiful Burhan dan Kak Muhammad Ilhanul Hakim

Kak Ulin belum lama ini lulus S1 dari kampusnya. Dia berbagi pengalamannya dulu di asrama SMART yang mungkin tidak lagi dialami adek2 angkatan sekarang.

Kak Burhan sudah punya usaha yang nilai ekonomisnya luar biasa untuk seorang mahasiswa, yaitu usaha kuliner Molen Arab yang berpusat di Medan, Sumatera Utara.

Selang beberapa hari kemudian...

Senin pagi, matahari belum tinggi, 16 Februari 2015. Saya sedang membahas soal2 akulturasi budaya Hindu-Budha di Indonesia bersama kelas 3B saat tiba2 pintu kelas diketuk dari luar. Tahu2, begitu saja rombongan para pembesar dari Dompet Dhuafa, dari Dewan Pembina sampai entah siapa saja itu masuk minta ikut diajari materi sejarah (#eh).

DR Ichsanuddin Noorsy tahu2 jadi guru tamu di kelas kami

Siapa sangka dalam inspeksi rombongan yang baru menyelesaikan peletakan batu pertama masjid di kawasan Rumah Sehat Terpadu di seberang jalan ini ada seorang tokoh nasional. Beliau bukan politisi ya, tapi ahli ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Doktor Ichsamuddin Noorsy. Materi sejarah saya disambungnya dengan sosiologi, lalu Alquran, dan sebagainya. Jadi saya lepas tangan selama delapan menit berikutnya hingga kuliah Pak Ichsan selesai dan rombongan meninggalkan ruangan. Tapi saya nggak nganggur kok, suwer. Saya bergeser2 di kelas untuk ambil foto ;-)