Tuesday, March 8, 2011

Pelatihan Ceruk Ilmu (Hari Pertama)

Ini balada lanjutan Pelatihan Ceruk Ilmu di SDN 1 Papela, Rote Timur.

Senin pagi tadi, 7 Maret 2011, setelah para siswa diminta belajar di rumah masing2, saya dan peserta pelatihan, yaitu para guru SDN Papela dan MI Oelaba, memasuki ruang perpustakaan SDN 1 Papela. Di sana sudah terpasang spanduk biru ini.




Pukul 8.30 WITA, sebelum memulai pelatihan, agar semua peserta bersemangat menerima materi pelatihan, ada senam tepuk2 tangan yang dipimpin oleh Bapak Wisyal Mirza Dinata. Bapak ini  pendamping sekolah dari Makmal Pendidikan LPI untuk sekolah beranda Rote. Saya nggak ikut tepuk2, karena di tangan saya ada kamera milik Makmal. Kalau kamera itu ikut ditepuk2, pulang ke Bogor saya bisa ditegur Pak Asep Sapaat, sang manajer Makmal :)

Bapak Wisyal memimpin peserta pelatihan melakukan pemanasan di awal pelatihan.


Ternyata pelatihan ini tidak hanya diikuti oleh guru2 SDN 01 Papela saja, tetapi juga guru2 dari MI Darul Falah Oelaba. Letak Oelaba itu puluhan kilometer dari Papela, melintasi jalan2 Pulau Rote yang naik turun berliku, mendaki gunung lewati lembah (#eh? Ninja Hattori dong:p). Di beberapa jalur juga ada yang menyusuri jalan di tepi pantai. Belum lagi, ternyata para guru dari Oelaba ini pergi ke Papela tiga jam sebelumnya, sejak usai subuh yang dingin dengan menaiki sepeda motor! Wah... benar2 bersemangat sekali, ya! Karena itu, maka saya pun jadi tertular semangat.

Pemberi pelatihan yang bersemangat (tampak belakang. Memang sedang beruntung pagi ini, ck...ck...ck...)

Materi pelatihan hari pertama ini adalah... membaca tentu saja :p. Karena pelatihan ceruk ilmu kan bertujuan agar guru bisa menguasai strategi membaca pemahaman (konsep dari Ibu Evi Afifah Hurriyati, salah seorang trainer Makmal), dan mengajarkannya pada murid2nya. Sebuah materi yang sangat saya suka dan tidak sabar untuk menyebarkannya. Tentu bukan membaca sekadar membaca, karena kalau iya, iseng banget saya diterbangkan jauh2 ke NTT hanya untuk mengajar membaca pada guru2 hebat ini. Membaca agar bisa paham apa yang dibaca, ternyata butuh strategi, agar bacaan kita tidak lenyap begitu saja saat halaman terakhir buku ditutup.

Strategi pertama, adalah membuat daftar buku yang sudah kita baca setahun terakhir, berikut alasan membacanya, juga apa yang kita ingat dari buku2 itu. Makin sedikit yang dapat kita ingat dari bacaan itu, artinya kegiatan membaca kita selama ini tidak disertai pemahaman.

Strategi kedua, tes kecepatan membaca. Ini untuk membuat kita semua sadar, kecepatan membaca tuh tidak berbanding lurus dengan pemahaman membaca. Seperti yang disebutkan di atas, walau kita mampu menyelesaikan suatu bacaan dalam waktu singkat, namun sedikit yang bisa kita ingat dari bacaan itu, artinya kasihan bukunya. Hanya dilihat2, tidak dipahami :(

Strategi ketiga, yaitu visualisasi. Mungkin akan membuat kecepatan membaca menurun, namun bagi beberapa pembaca, memahami isi bacaan akan lebih mudah jika ada gambarannya. Karena itulah buku2 bacaan yang baik untuk anak2 atau pembaca pemula juga memiliki ilustrasi gambar yang baik.

Ada strategi keempat, yaitu inferensi (sebuah istilah canggih yang baru saya dapat dari Makmal saat mendapat tugas mengajarkan materi ini, hihihi...). Maksudnya adalah membuat hubungan (dalam benak saja) antara bacaan dengan pengalaman sebelumnya dalam hidup kita. Dengan strategi ini, hal2 yang kita baca akan mudah kita pahami karena dirasakan ada hubungan dengan kehidupan kita.


Melatih pemahaman membaca melalui visualisasi teks bacaan.



Menceritakan teks berdasar gambar.


Melakukan inferensi: menghubungkan antara kehidupan pahlawan nasional dengan pahlawan lokal yang dikenal masyarakat Rote.

Pemahaman setiap orang pada satu teks yang sama kadang berbeda, tergantung pada pengalaman si pembaca. Untuk mengetahui hal ini, saya gelar program favorit saya di ujung pelatihan hari pertama ini. Kami duduk melingkar bersama-sama. Iya, saya tentu juga ikut dalam kegiatan ini, karena biasanya pasti seru! Kalau tidak percaya, lihat saja nanti :)

Sepucuk pena di tangan kanan, selembar kertas di pangkuan... siap, daaan... mulai! Masing2 peserta menulis satu kalimat di kertas itu, hanya satu kalimat saja, tentang apa pun yang sudah nyangkut di ujung pena. Dengan aba2 "Geser!" dari Bapak Wisyal setiap menitnya, kertas itu kami sodorkan ke peserta di samping kiri, sementara satu kertas datang dari peserta di samping kanan, menunggu lanjutan cerita dari kalimat sebelumnya. Terus... terus... sampai akhirnya kertas bertuliskan kalimat pertama tadi kembali ke penulis aslinya.


Nah, kegiatan serunya adalah membaca cerita yang awalnya kita tulis namun dilanjutkan dan diakhiri oleh banyak orang lain. Geli sekali membaca hal2 yang tidak kita niatkan, tapi tahu2 muncul dari negeri antah berantah dalam kertas itu. Paling seru adalah saat beberapa cerita dibacakan keras2 untuk didengar semua peserta, karena kita jadi bisa mengetahui betapa dahsyatnya kekuatan semua orang jika digabung menjadi satu cerita yang... kocak luar biasa, karena memang kacau luar biasa! :D

Hari ini, di pulau nun di selatan Nusantara ini kami sama2 belajar, bahwa membaca adalah hal yang mudah dan sangat menyenangkan, jika diikuti dengan pemahaman dan tujuan. Teruslah semangat membaca! Saya jadi tidak sabar menunggu kejutan menyenangkan dari pelatihan hari kedua, besok!

No comments:

Post a Comment