Monday, March 17, 2014

"Citius Altius Fortius" di Kelas PKN SMART EI

Ini catatan terbaru ketika kami menarik materi pembelajaran PKN kelas IX mengenai Prestasi Diri bagi siswa kelas 2 SMP SMART Ekselensia Indonesia.

Secarik pengumuman saya pasang di pintu kelas pada pagi hari, menyatakan hari itu, Jumat (14/3) pelajaran PKN diadakan di halaman depan masjid Al Insan. 

Pengumuman *penting :p*

Satu persatu siswa 2A pindah dari kelas Fisika, dan saya bagikan sepotong kertas warna biru atau kuning atau hijau kepada masing2 siswa. Kertas2 ini menunjukkan pembagian kelompok. Setelah kelas di tangga masjid ini dibuka dengan doa, tiap kelompok saya minta menunjuk perwakilan mereka yang paling cepat berlari, paling tinggi melompat, dan paling kuat tenaganya.

Para perwakilan ini kemudian disertakan dalam lomba lari-lompat-dan-adu-otot sebagaimana semangat awal cabang2 lomba dalam pesta olahraga bangsa Yunani kuno, Olimpiade.

Citius, altius, fortius!

Sayang kami tidak sempat mengabadikan saat perlombaan lari kelas ini diadakan. Walau lomba dimenangkan oleh Haidar yang lebih cepat dari dua peserta lain, namun finish yang dilakukan oleh Insan tidak kalah heroik, karena pakai gaya terjungkal saat menerjang semak rendah selepas garis finish :)

Berikutnya adalah lomba lompat. Perwakilan dari tiga kelompok aslinya adalah Dimas, Syam'un dan Haidar (lagi!), tapi ada dua atlet tambahan di kedua ujung barisan yang ingin menguji kebugaran, yaitu Rafi dan Insan (iya, Insan yang tadi itu lagi :p). Siapa yang melompat lebih tinggi?

Rafi, Syam'un, Haidar, Dimas dan Insan melompat bersama
Berikutnya adalah adu otot. Kami tidak punya barbel di sekolah, untuk itu yang paling mudah adalah menggelar adu panco. Karena ada tiga kelompok, perwakilan dua kelompok adu otot duluan. Maka di atas matras biru pertandingan (yaitu keset masjid) berhadapanlah Harsa dan Syam'un...

...dan pertandingan pun dimenangkan oleh ... Harsa! :)
Kelompok ketiga yang mendapat bye di pertandingan pertama pun, mengutus wakilnya, yaitu Ghifar untuk menghadapi Harsa. Pertandingan berikutnya penuh teriakan semangat dan cucuran peluh saat kedua atlet ini mengadu kekuatan otot...

... bisa tebak siapa yang menang?
Ternyata Harsa juga, sodara2!

Nah, berikutnya kami sama2 mencoba mengukur kemampuan diri. Ada beberapa siswa yang bersedia dan dipilih teman2nya untuk mengukur kemampuan fisik mereka. Di samping itu ada juga siswa yang memang kurang memiliki kemampuan fisik untuk bersaing di tiga "cabang olahraga" tadi. Tapi bukan berarti yang kurang kuat fisiknya tidak punya kelebihan ya. Bisa jadi mereka memiliki rasa seni lebih tajam, atau kecepatan otak dalam berhitung dibandingkan dalam berlari. Jadi di akhir pembelajaran hari itu saya minta mereka mencoba melakukan refleksi, lalu menuliskan masing2 lima kelebihan dan lima kekurangan diri mereka, menurut mereka sendiri.

Sesi kelas siang setelah istirahat solat jumat dan makan siang, adalah untuk kelas 2B. Kegiatan awal kelas tetap sama, yaitu pembagian kelompok dan penentuan wakil. Karena mereka baru selesai makan, ya, saya pakai urutan fortius-altius-citius. Adu panco duluan! Di matras biru pertandingan telah siap Galih dan Azzam.

Kedudukan sama kuat. Buku2 jari Azzam sampai pucat...
 Cukup lama juga adu otot ini berlangsung sama kuat, hingga akhirnya kedua pihak mengajukan perubahan arena pertandingan, yaitu di atas sebuah meja yang saat itu sedang tidak punya kesibukan di bawah pohon mangga. Pihak penonton dan sponsor semua sepakat, sehingga meja itu dinaikkan sebentar ke halaman masjid, dan pertandingan dimulai dari awal.

... dan Azzam pun harus mengakui kekuatan Galih.
Babak kedua adu panco ini menghadapkan Galih dengan penantangnya, Ringga.

Saling mengukur kekuatan lawan...
... dan Galih kali ini pun tumbang :p
Lomba kedua, melompat. Mustinya ada Satrio, Ihsan dan Ilham yang mewakili kelompok masing2, namun ada dua atlet lagi yang tertarik unutk ikut berelevasi.

Lompatan Satrio, Ihsan dan Ilham dengan pelompat latar Arman dan Qomar.

Terakhir, siapakah bintang pelari di kelas 2B? Tiga atlet bersiap membela panji2 kelompoknya: Ihsan, Mukhlisin dan Yanwari. Lagi2 ada dua pelari tamu gembira yang sambil tertawa2 tidak ikut menapak garis finish.

Ihsan, Lisin dan Ari, siapa yang kira2 menang?
Berdasarkan teknologi visual yang digunakan hakim garis Ilham di bawah pohon kelapa sebagai garis finish, menyatakan bahwa Lisin lah sang "citius", alias yang lebih cepat dari kedua pesaingnya!

Hari itu kami belajar mengenali potensi fisik kami, minggu berikutnya kami akan gali lagi jenis2 potensi kecerdasan yang kami punya. Di antara para siswa kelas ini ada yang tidak sabar ingin memperlihatkan kelebihannya dalam bernyanyi. Oke... kita coba minggu depan ya :p

2 comments: