Tadinya kan saya mengajak kolaborasi ustadzah Retno guru bahasa Indonesia agar kami bisa belajar sama2 di luar sekolah. Ternyata ustadzah Nika sang guru bahasa Inggris juga bisa ikut hari ini mengajar di luar. Bersama 35 siswa kelas 2A dan 2B, ada lagi ustadzah Uci pengajar Fisika yang sedang tidak ada jam mengajar ikut bersama kami berangkat dari Parung, plus ustadz Haris tandem mengajar ustadzah Retno yang berangkat sendiri menjumpai kami di sana.
Setela memarkir mobil2 yang kami tumpangi dari Parung dan membayar ongkos parkir dan karcis masuk museum (relatif murah lho. Masing2 Rp 1500 untuk pelajar, dan Rp 2500 untuk orang dewasa), kami dipandu berkeliling melihat koleksi museum oleh Pak Sarmadah.
|
Pak Sarmadah dari Pusjarah TNI bersiap memandu rombongan SMP SMART Ekselensia Indonesia di Museum Satria Mandala |
Sambil berkeliling dan mendengarkan penjelasan Pak Sarmadah, yang minta difoto bersama objek menarik pun ada ... :)
|
Sutrisno, Jefri Apriansyah dan Dion Suryadi di bawah lukisan Panglima Sudirman |
|
Andrian Eka Wijaya, Riki Amrizal dan Farid Ilham Muddin gantian berpose di bawah lukisan lain Panglima Sudirman |
|
Ustadzah Uci bersama Andrian, Ilyas dan Jefri di depan patung dada Jenderal AH. Nasution |
|
Ada Nanang, Dion, Doni, Qulub dan Abdi bersama patung dada Jenderal Suharto |
|
Waah... rame! Ada Faisal, Afdal, Affan, Riki, Ilyas, Fatih, Azmi dan Kabul berpose dekat koleksi rudal di halaman museum (eh, itu rudal atau bukan, ya? :p) |
|
Masih Riki dan kawan2 di halaman belakang museum |
|
"Kami tidak naik, kok," kata Rajab menunjuk label yang dipegang Ilyas. "Iya, kami hanya nongkrong di depan pesawat ini saja," sahut Kabul. |
Setelah puas foto2 dekat koleksi pesawat bersejarah dan persenjataan berat lain, semua siswa memilih lokasi ternyaman bersama kelompoknya, untuk bersiap menggubah lagu dengan isi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Itu, seperti yang pernah dilakukan kakak2 kelas angkatan 6 dengan lagu inspiratif mereka di
link ini atau
ini.
Cerita lengkapnya belakangan :) *kebiasaan
buruk, jangan ditiru*
No comments:
Post a Comment